Di artikel ini kami akan jelaskan terkait dengan potensi bisnis penjualan barang bekas (second). Barang bekas atau barang second banyak jadi incaran orang-orang di zaman sekarang ini. Sejak krisis global melanda, jual beli barang bekas (second) jadi semarak. Ada aturan umum dalam menaksir harga barang bekas. Harga produk elektronik bekas hanya 60 – 70% dari harga pasar. Tentu saja mesti diperhatikan keadaan dan spesifikasinya. Adapun penaksiran harga mebel bekas (second) sangat bergantung pada kelas / tipenya. Untuk mebel tipe standar, patokan harganya biasanya seperempat hingga sepertiga.
Memulai Bisnis Penjualan Barang Bekas
Ada beberapa hal yang mungkin bisa Anda ikuti saat memulai bisnis penjualan barang bekas (second) ini.
- Tahu dan terampil dalam menaksir harga beli barang bekas.
- Bisa bekerjasama dengan juru taksir / ahlinya.
- Tahu jaringan kulakan atau penjual barang bekas.
- Punya manajemen toko yang baik.
Hambatan Usaha Penjualan Barang Bekas
Saat menjalankan bisnis ini ada beberapa hambatan yang mungkin akan Anda temui yaitu di antaranya:
- Susah mendapatkan barang bekas yang kondisinya masih bagus
- Sudah banyak pesaing yang menjalankan bisnis ini.
Strategi Bisnis Penjualan Barang Second
Berikut beberapa strategi bisnis penjualan barang bekas (second) yang bisa Anda lakukan
- Selalu menawarkan harga yang bersaing.
- Jika Anda ingin berbisnis barang elektronik bekas, lebih baik Anda memiliki teknisi yang membantu menangani keluhan konsumen.
- Jika berani memberikan garansi satu atau beberapa bulan bagi setiap barang yang terjual maka bisnis Anda akan mendapatkan nilai tambah dari konsumen.
Analisis Usaha Penjualan Barang Bekas
Berikut perkiraan analisis bisnis penjualan barang bekas (second) yang bisa Anda jadikan rujukan (angka di bawah hanya estimasi) :
A. Aset dan modal awal | |||
– | Sewa tempat | Rp | 12.000.000 |
Aset / inventaris | |||
– | Rak | Rp | 5.000.000 |
– | Peralatan toko | Rp | 4.000.000 |
– | Kendaraan bermotor | Rp | 7.000.000 |
Jumlah | Rp | 16.000.000 | |
Jumlah Aset dan modal awal | Rp | 28.000.000 | |
B. Perhitungan laba/rugi per bulan | |||
Pemasukkan 1 bulan: | |||
– | 200 barang berbagai varian dengan harga rata-rata Rp 100.000 : | ||
200 x @ Rp. 100.000 | Rp | 20.000.000 | |
Harga pokok barang: | |||
Pembelian barang dagang rata-rata per bulan | Rp | 11.000.000 | |
Laba kotor per bulan | Rp | 9.000.000 | |
Biaya 1 bulan: | |||
– | Sewa tempat: Rp 12.000.000 / 12 bulan | Rp | 1.000.000 |
– | Gaji 2 pegawai @ Rp 750.000 | Rp | 1.500.000 |
– | Listrik dan telepon | Rp | 2.000.000 |
– | Penyusutan per bulan | Rp | 156.250 |
– | BBM dan biaya angkut | Rp | 500.000 |
Jumlah | Rp | 5.156.250 | |
Laba bersih 1 bulan | Rp | 3.843.750 |
Aset atau inventaris tersebut disusutkan selama 8 tahun dengan nilai residu / sisa sebesar Rp 1 juta. Maka diperoleh beban penyusutan sebesar :
= (Rp 16 juta – Rp 1 juta) / (8 tahun x 12 bulan)
= Rp 1.875.000 per tahun
= Rp 156.250 per bulan
Demikian info perihal potensi bisnis penjualan barang bekas, kami harap post ini mencerahkan Anda. Kami berharap post bisnis penjualan barang second ini dibagikan agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat.
Referensi: Peluang Menjadi Pengusaha
Ternyata belajar internet itu mengasyikan, apalagi bisa punya penghasilan 20 jutaan per bulan... rasanya gimana gitu... Tapi gimana cara belajarnya?? Klik gambar di bawah untuk dapat solusinya