Produk Properti Syariah yang Cocok untuk Investasi dan Bisnis

Sekarang kami akan jelaskan tentang produk properti syariah yang cocok untuk bisnis dan investasi. Banyak masyarakat umum yang mengira bahwa pengembang (developer) property syariah hanya menjual produknya pada kaum muslim saja. Padahal kenyataannya tak seperti itu. Apapun agamanya bila menginginkan memiliki properti yang bebas riba bisa membeli properti syariah.

Isi sembunyikan

1 Ciri Property Syariah

1.1 a. Transaksi tanpa riba

1.2 b. Adanya akad jual beli

1.3 c. Harga jual tak berubah semenjak akad

1.4 d. Tidak adanya asuransi

1.5 e. Tidak mengenal sistem sita

1.6 f. Memakai tata kelola manajemen resiko

1.7 g. Bersih dari transaksi terlarang

1.8 h. Memiliki infrastruktur pendukung ibadah

1.9 i. Tanpa BI checking

2 Program Property Syariah

3 Produk Properti Syariah

3.1 a. Rumah Syariah

3.2 b. Properti Produktif

3.3 c. Kavling Siap Bangun

3.4 d. Ruko Syariah

Ciri Property Syariah

Dalam pengertian secara umum, property syariah ialah jenis properti di mana sistem kepemilikannya sesuai kaidah / skema syariah Islam. Adapun ciri-ciri produk properti syariah adalah sebagai berikut :

a. Transaksi tanpa riba

Properti ini punya perbedaan transaksi dengan properti konvensional. Yang paling terlihat yaitu tak adanya bunga dalam akad kepemilikan property syariah. Dalam transaksi syariah, bunga ataupun denda dinilai sebagai riba dan itu dilarang dalam hukum Islam.

b. Adanya akad jual beli

Rumusan transaksi dengan skema / sistem syariah yaitu profit / keuntungan yang masuk akal lewat transaksi dagang (jual beli). Jadi pada dasarnya keuntungan utama yang diambil oleh pengembang properti syariah yaitu lewat akad jual beli.

Ada sejumlah jenis transaksi dagang dalam kepemilikan property syariah. Misalnya jual beli dengan menegaskan untung atau murabahah. Selain itu, ada juga akad sewa berakhir lanjut milik atau ijarah muntahiyah bit tamlik. Akad lainnya yang populer yaitu jual beli konstruksi bertahap atau istishna.

Kontrak jual beli dalam property syariah biasanya punya ciri harga yang tak berubah. Meskipun terjadi fluktuasi perhitungan pokok dan margin di angsuran bulanan. Pada skema ini, suku bunga walaupun naik atau turun tak akan mempengaruhi angsuran. Angsuran akan tetap sesuai dengan kesepakatan di awal terjadinya transaksi.

c. Harga jual tak berubah semenjak akad

Properti syariah memakai sistem satu harga. Yang mana harga tersebut sudah disepakati oleh pihak pengembang (developer) dan pembeli. Di dalam akad, akan tersedia jumlah cicilan setiap bulan dan jangka waktu yang dipilih. Perjanjian ketetapan harga nantinya akan disepakati oleh kedua belah pihak dan harus disampaikan seluruhnya sejak perjanjian awal. Sehingga akan mencegah terjadinya perubahan di tengah ataupun di akhir proses angsuran.

d. Tidak adanya asuransi

Hampir semua produk hunian atau lahan berbasis syariah tak diasuransikan. Karena, akad yang ada pada asuransi mengandung ketidakjelasan yang tak sesuai dengan hukum syariah. Misalnya pada bab ketakpastian waktu nasabah / klien dalam menerima klaim. Nasabah tak mendapat klaim tanpa mengalami risiko. Hal inilah yang bikin akad dalam asuransi tak jelas di mata syariah Islam. Maka tak heran bila hampir semua properti ini tak punya asuransi.

e. Tidak mengenal sistem sita

Saat pihak pembeli punya kendala keuangan dan tak sanggup melunasi cicilan / angsuran, maka properti syariah tak akan disita. Sebagai gantinya, pihak pengembang akan membantu pembeli untuk menjual properti tersebut. Bila properti berhasil dijual, sebagian hasilnya baru dipakai untuk membayar sisa hutang yang tertunggak pada pihak pengembang. Jadi, pembeli akan makin dimudahkan dengan angsuran / cicilan tetap (flat) ditambah dengan ditiadakannya penyitaan properti.

f. Memakai tata kelola manajemen resiko

Properti syariah biasanya memakai tata kelola manajemen risiko. Tata kelola tersebut begitu penting supaya kedua belah pihak bisa mematuhi aturan-aturan dalam akad jual beli. Contoh tata kelola manajemen risiko pada property syariah yaitu memakai proses dokumentasi legal formal di semua proses transaksi / akadnya.

Bila kepemilikan properti dilakukan secara angsuran, maka akan ada proses analisis pembiayaan. Misalnya saja akan adanya

Ideb SLIK,
Appraisal,
keterlibatan notaris,
klausul selayaknya kontrak legal,
dll.

g. Bersih dari transaksi terlarang

Proses-proses dalam kepemilikan properti bersih dari transaksi terlarang, mulai sejak pengurusan sampai serah terima dan pemakaiannya. Transaksi terlarang yang dimaksud contohnya transaksi berbasis riba, judi, maksiat, suap, bisnis haram, dan sejenisnya yang memang dilarang oleh syariah.

h. Memiliki infrastruktur pendukung ibadah

Hunian syariah (terlebih bersifat perumahan khusus) biasanya sudah menyediakan sarana peribadahan yang memadai. Pengembang punya komitmen untuk menyediakan sarana ibadah yang bisa dipakai bersama-sama. Tentu saja bagi warga yang mau mengadakan ibadah bersama akan lebih dipermudah dengan adanya sarana pendukung tersebut.

i. Tanpa BI checking

Dalam sistem syariah, Anda akan lebih mudah memperoleh properti impian sebab tak harus memikirkan riwayat kredit macet. Karena, sebagian besar properti ini tak melibatkan bank dalam transaksinya. Memang ada sejumlah sistem pembelian property syariah yang melibatkan bank. Namun bila Anda membeli properti tanpa bank, maka tak perlu pusing memikirkan BI Checking.

Program Property Syariah

Lantas seperti apa contoh produk properti syariah itu sendiri? Berikut ini program-program yang sering diterapkan dalam produk property syariah :

KPR syariah
Developer property syariah
Sistem hunian ready stock